Persaingan
di dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut perusahaan untuk dapat
beroperasi seefektif dan seefisien mungkin. Agar dapat menjalankan atau
mengoperasikan suatu organisasi yang besar dan kompleks secara efisien, maka
manajemen akan membutuhkan berbagai informasi yang diperlukan sehubungan dengan
aktivitas operasi perusahaan. Pengendalian manajemen merupakan bagian dari satu
siklus kejadian yang berkesinambungan. Pengendalian juga adalah aktivitas
terakhir setelah pencapaian tingkat yang baru.
Penelitian
mengenai penyusunan anggaran dan efektivitasnya dalam peningkatan kinerja
merupakan topik yang penting, karena anggaran menjadi alat
utama
pengendalian setiap perusahaan. Selain menjadi alat pengendalian, anggaran
dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur performance setiap manajer.
Anggaran juga dapat menjadi alat untuk memotivasi kinerja anggota organisasi, anggaran
sebagai alat yang dapat digunakan atasan untuk menyelaraskan, mengkoordinasikan
dan memotivasi bawahan, dan alat untuk mendelegasikan wewenang atasan kepada
bawahan (Hofstede dalam Supomo,
1998).
Selain
hal tersebut di atas, dalam pengertian anggaran yang lebih luas juga berfungsi
sebagai alat untuk mengatur orang-orang dalam organisasi. Dengan demikian,
penyusunan anggaran menjadi kompleks karena akan berdampak kepada fungsional
atau disfungsional suatu sikap dan perilaku anggota organisasi yang
ditimbulkannya. Untuk menghindari terjadinya disfungsional perilaku anggaran di
dalam organisasi, perlu diikutsertakan manajemen pada level yang lebih rendah
dalam proses penyusunan anggaran. Para bawahan yang ikut
dilibatkan di dalam penyusunan anggaran akan mempunyai tanggungjawab dan
konsekuensi moral serta pengetahuan mengenai usaha yang akan dilakukan untuk
meningkatkan kinerja sesuai dengan yang telah ditargetkan.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar