Tulisan berikut ini merupakan ‘hasil’ yang saya peroleh ketika mengikuti writing clinic yang pengajarnya adalah Harry Surjadi, pada hari Kamis (28/11/2013) yang lalu. Acara writing clinic itu sendiri adalah bagian dari Treasury Writers Festival yang merupakan lanjutan dari kegiatan Lomba Unjuk Kisah Nusantara (lukisanperbendaharaan.wordpress.com).
Hari itu, Harry Surjadi menyampaikan empat pokok materi yaitu: cerita
kreatif di balik karya, cara mudah menulis puisi, deskripsi dan karya
ilmiah populer (menulis non-fiksi dengan cara fiksi). Yang paling
menarik bagi saya, tentu saja yang materinya akan saya bahas di sini,
yaitu cara mudah menulis puisi.
Berikut isi materi tersebut menurut yang berhasil saya catat.
*
Ada tiga cara, menurut Harry Surjadi, yang merupakan cara mudah menulis puisi:
1. Clustering
Clustering berarti mengelompokkan. Maksudnya, dengan trigger
satu kata tertentu yang diberi istilah nukleus, kita harus mencari
kata-kata lain yang masih berada dalam satu kelompok dengan kata
tersebut (kata yang berada dalam satu kelompok dengan nukleus diberi
istilah cluster). Satu kelompok dimaksud, bebas, ya. Apapun
kata yang muncul di kepala kamu. Semakin tidak nyambung kata tersebut
dengan definisi sebenarnya dari nukleus, artinya semakin banyak peran
otak kanan kamu dalam puisi yang dihasilkan nanti. Setelah menentukan cluster, kemudian buatlah vinyet (vignette) dengan menggunakan kata-kata tersebut.
Sebagai latihan, Harry Surjadi menyebutkan satu kata sebagai nukleus, yaitu hujan.
Nukleus: hujan
Cluster (yang saya buat): malam, lampu jalanan, trotoar, gigil/menggigil, peluk, cokelat panas.
Vinyet:
Pada malam ketika lampu jalanan tak lagi membagikan hangatnya, banyak
kaki menjauhi trotoar. Tujuannya: kembali pulang. Gigil yang tersisa
ini, menjelajahi setiap sudut rumah mencari sebuah peluk. Tetapi yang
aku temukan hanya secangkir cokelat panas. Apa tadi kamu di sini?
Begitulah, satu puisi berhasil dibuat dalam waktu kurang dari lima menit.
2. Re-creation
Re-creation berarti menulis puisi dari puisi yang telah ada
sebelumnya. Tahapannya sama dengan cara pertama, yaitu menentukan
nukleus, membuat cluster lalu menuliskan vinyet. Bedanya, nukleus berasal dari puisi yang kamu dengar atau baca. Dalam writing clinic lalu, Harry Surjadi membacakan kepada kami sebuah puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Dalam Doaku.
DALAM DOAKU
Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang
semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening
siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara
Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang
hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana
Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung
gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu
bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu
Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang
turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat
di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putus nya bernyanyi
bagi kehidupanku
Aku mencintaimu,
itu sebabnya aku takkan pernah selesai
mendoakanmu
keselamatanmu
*
Setelah mendengar puisi tersebut dibacakan, saya menentukan sebuah kata sebagai nukleus, yaitu rahasia.
Nukleus: rahasia
Cluster: pagi, kelopak mata, anugerah, hitam, Tuhan
Vinyet:
Bahkan kedipan berkali-kali kelopak matamu, tak kupahami artinya. Pagi
pun begitu. Siang, senja, malam. Tuhan tak membiarkan hitam memudar
semudah senja berubah malam. Seperti kamu yang tak menjadi anugerah
semudah senyum menjadi lelah.
3. Inner Eye
Cara ketiga merupakan cara yang paling lucu. Yaitu menerjemahkan sebuah
puisi berbahasa asing, bahasa yang tidak kita pahami. Bagaimana caranya
membuat puisi dengan cara seperti itu?
Pakai otak kanan. Juga perasaan.
Ya, jadi kami diharuskan membaca puisi berbahas perancis berjudul
Alla Noia. Saya tidak mengerti bahasa Perancis tetapi saya tetap membaca
kalimat demi kalimat dalam puisi itu. Kami dipaksa menggunakan otak
kanan, mungkin 100%. Karena kalau kami menggunakan otak kiri, maka otak
kiri akan memaksa kami mencari terjemahan dari puisi tersebut. Dengan
kata lain, tidak akan ada puisi yang dihasilkan (bila kami tetap kekeuh
menggunakan otak kiri).
Puisi berbahasa perancis tersebut adalah sebagai berikut:
ALLA NOIA
oleh Giuseppe Ungaretti
Quiete, quando risorse in una trama
Il corpo acerbo verso cui m’avvio.
La mano le luceva che mi porse,
Che di quanto m’avanzo s’allontana.
Eccomi perso in queste vane corse.
Quando ondeggio mattina ella si stese
E rise, e mi volo dagli occhi.
Ancella di follia, noia,
Troppo poco fosti ebbra e dolce.
Perche non t’ha seguita la memoria?
E nuvola, il tuo dono?
E mormorio, e popola
Di canti remoti i rami.
Memoria, fluido simulacro,
Malinconico scherno,
Buio del sangue…
Quale fonte timida a un’ombra
Anziana di ulivi,
Ritorni a assopirmi…
Di mattina ancora segreta,
Ancora le tue labbra brami…
Non le conosca piu!
(Ngos-ngosan ngetiknya. Haha)
Dan puisi yang saya hasilkan dari memaksa otak kanan saya bekerja adalah sebagai berikut:
SEJAUH KAMU
Berhenti,
biarkan jalan di depan bersih dari jejak yang akan membuat kamu menoleh ke belakang
Aku belum tiba
Aku belum akan tiba
Hingga nanti, ketika kamu hendak berjalan lagi
Kita akan berjalan
sejauh kedua kaki kita kuat menahan sakitnya kerikil tajam
Atau, sesekali kamu boleh naik ke punggungku
Kita akan berjalan,
Aku akan berjalan,
Sejauh kamu
***
Demikian ya, tiga cara mudah menulis puisi. Jangan dulu pikirkan
kualitas, bagi pemula seperti saya, yang penting buat dulu. Semakin
sering latihan, niscaya puisi yang kita buat akan semakin bagus.
Materi ini saya share di sini, karena saya mendapat manfaat yang
sangat besar dari materi tersebut. Semoga bermanfaat juga buat kamu-kamu
yang merasa membuat puisi itu sulit. Ayo, praktekkan! Tulis puisimu,
posting di blog, bagikan link-nya di kolom komentar tulisan ini. Saya
akan dengan senang hati membacanya.
Goodluck!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar